Rabu, 11 Juni 2008

Angin pagi ditaman anggrek buatanku sendiri amat sejuk dan me­nyegarkan udara yang bersih itu. Cuaca amat lembut dengan cahaya matahari yang belum mun­cul sepenuhnya, mengecat segala sesuatu dengan warna keemasan yang cemerlang. Mutiara-mutiara embun bergantung di ujung daun-daun pohon berkilauan amat indahnya, juga ujung rumput-rumput hijau subur dihias mutiara embun sehingga sekilas pandang rumput-rumput itu seperti hiasan yang dirias mutiara.

Sinar ma­tahari lembut yang menerobos celah-celah daun pohon menciptakan seberkas cahaya yang mempe­sonakan, seolah-olah merupakan bukti hubungan yang tak terpisahkan antara bumi dan langit. Apa­kah artinya bumi tanpa adanya cahaya matahari yang menghidupkannya dan yang membuatnya demikian indahnya? Sebaliknya, apa pula artinya cahaya matahari tanpa adanya bumi yang menam­pungnya? Kesatuan keagungan ini menciptakan kemujijatan, kebesaran, dan keindahan yang amat hebat dan mengharukan. Disinilah Arjuna mampu duduk sendiri termenung memandang dan mambayangkan keindahan serta keagungan alam yang membawa decak kekaguman di hati seorang anak kecil seperti diriku.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

pingin juga menyentuh suasana pagi bersama arjuna..gemez dehh akuuu, selamat melamun and ceria dongggg